Tuesday, 8 November 2016

EYD DALAM BAHASA INDONESIA

Haloo..selamat datang kembali
pada kesempatan ini saya akan membahas tentang materi mata kuliah Bahasa Indonesia saya yaitu "EYD DALAM BAHASA INDONESIA"
kuyy tanpa basa basi langsung aja disimak...






KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berisi tentang “Ejaan Yang Disempurnakan”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala pihak yang telah membantu mengerjakan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangan atau kesalahan penulisan pada makalah ini.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang EYD menjadikan keterbatasan kami pula, untuk itu kami meminta kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka wawasan berpikir kita tentang Ejaan Yang Disempurnakan.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan......................................................................................................................... 1
       A.      Latar Belakang........................................................................................................................ 1
       B.      Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
       C.      Batasan Masalah...................................................................................................................... 1
       D.      Tujuan Penulisan..................................................................................................................... 1
BAB II Isi.......................................................................................................................................... 2
      A.      Landasan Teori......................................................................................................................... 2
BAB III Pembahasan........................................................................................................................ 3
      A.      Definisi Ejaan Yang Disempurnakan...................................................................................... 3
      B. Penggunaan Huruf Kapital, Huruf Miring, dan Penulisan Kata dalam Bahasa Indonesia.... 3
      C.      Kesalahan Yang Terdapat Pada sebuah Kalimat....................................................................10
      D.      Revisi Dari Kesalahan Pada Kalimat...................................................................................... 13
BAB IV Penutup............................................................................................................................... 14
      A.      Simpulan.............................................................................................................................. 14
      B.      Saran................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 15

BAB I

PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang

Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi Bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu Bahasa. Batasan, tersebut menundukkan pengertian kata ejaan berebeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf. Suku kata atau kata, sedangkan ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan Bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.

Dalam keseharian mahasiswa ataupun masyarakat sering kali tidak memperhatikan hal tersebut. Banyak mahasiswa hanya menuliskan, tetapi tidak mengikuti aturan yang telah ada. Kita tahu bahwa keteraturan tersebut akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.

Oleh karena itu, untuk mengatasi hal-hal yang kurang tersebut maka diperlukan berbagai cara yang dapat mengatasi kesalahan dalam penggunaan ejaan tersebut. Berikut beberapa cara antara lain dengan memperhatikan kalimat tersebut dengan teliti, konsisten dalam penulisannya, memahami sepenuhnya arti dari ejaan tersebut sehingga, bias menjadi lebih sempurna. Dengan demikian, diharapkan atas makalah ini dapat mengatasi permasalahan penulisan EYD tersebut.


B.      Rumusan Masalah
1.       Bagaimana cara mengetahui pemahaman EYD dalam Bahasa Indonesia?
2.       Bagaimana penggunaan huruf kapital, huruf miring, dan penulisan kata yang benar dalam Bahasa Indonesia?
3.       Kesalahan apa sajakah yang ditemukan dalam penggunaan ejaan pada sebuah kalimat?
4.       Bagaimana cara merevisi kesalahan penggunaan ejaan pada sebuah kalimat?

C.      Batasan Masalah
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan EYD dan kesalahan yang sering ditemukan.

D.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pemahaman EYD dalam Bahasa Indonesia
2.   Untuk mengetahui penggunaan ejaan yang benar dan sesuai dalam EYD pada Bahasa Indonesia
3.    Untuk mengetahui dan menganalisis kesalahan yang terdapat pada sebuah kalimat
4.  Untuk membenarkan ejaan yang salah sesuai dengan peraturan EYD dalam Bahasa Indonesia

  
BAB II
ISI

A.      LANDASAN TEORI
Berikut ini merupakan beberapa tahapan ejaan Bahasa Indonesia yang mengalami beberapa perubahan:
Ø  Ejaan Van Ophuijsen
Ejaan ini ditetapkan pada tahun 1901 yaitu ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Van Ophuijsen merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Thaib Soetan Ibrahim. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
1.       Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
2.       Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
3.       Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dinamai’, dan sebagainya”. (Yamilah dan Samsoerizal, 1994:15-16)
Ø  Ejaan Soewandi
” Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret
1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini lebih dikenal dengan nama ejaan Republik.
Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
1.       Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
2.       Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
3.       Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
4.       Awalan di– dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.(Yamilah dan Samsorizal, 1994:16)
Ø  Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994:17) memaparkan bahwa”Konsep  ejaan  ini  dikenal  pada akhir  tahun 1959.  Karena perkembangan  politik  selama  tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah  peresmian  ejaan  ini.
Ø  Ejaan LBK
“Dalam perkembangan berikutnya, Bahasa Indonesia yang terus mekar menuntut pula perubahan pada segi ejaan. Pemikiran akan perlunya penyusunan ejaan yang standar semakin penting. Oleh sebab itu, pemerintah menugasi .Bahasa dan Kesusasteraan untuk menyempurnakan pada 1996 dan seminar sastera pada tahun 1968 panitia berhasil menyusun konsep ejaan baru. Konsep tersebut dinamakan Ejaan Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan (Ejaan LBK).Penyempurnaan yang dilakukan terhadap ejaan-ejaan sebelumnya yakni mencakup segi fonologi, morfologi, dan sintaksis. ”.(Yamilah dan Samseorizal, 1994:17)
Ø  Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994:17) memaparkan bahwa “Ejaan  ini  diresmikan pemakaiannya  pada  tanggal  16  Agustus  1972  oleh  Presiden  Republik  Indonesia.  Peresmian  itu berdasarkan  putusan  Presiden  No.  57,  Tahun  1972. Dengan  EYD,  ejaan  dua  bahasa  serumpun, yakni  Bahasa  Indonesia  dan  Bahasa  Malaysia,  semakin  dibakukan” .


BAB III
PEMBAHASAN

A.      Pemahaman Ejaan Yang Disempurnakan
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
EYD yakni sebagai pedoman umum bagi para pengguna Bahasa Indonesia. Siapa pun, kapan pun, dimana pun menggunakan EYD secara benar dan baik, maka harus mengacu pada EYD yang sesuai dengan Undang-Undang dan Pancasila. EYD pun memiliki pengecualian, biasanya pada penulisan judul. EYD yang digunakan saat ini adalah EYD yang telah disepakati oleh 3 negara yakni Indonesia, Malaysia dan Bruneidarussalam.

B.      Penggunaan Huruf Kapital, Huruf Miring, dan Penulisan Kata dalam Bahasa Indonesia
a)      Penggunaan Huruf Kapital atau Huruf Besar
1.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya? Dan Kita harus bekerja keras

2.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”, Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!”

3.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, dan Yang Maha Pengasih

4.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh: Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, dan Haji Agus Salim 
  • Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. 
       Contoh: Dia baru saja menjadi sultan, dan Tahun ini ia pergi naik haji

5.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Jawa Barat, dan Sekretaris Jendral.

  • Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan yang tidak diikuti nama orang dan tidak memakai huruf kapital.   
        Contoh: Menurut bupati, anggaran untuk pendidikan naik 25 % dari tahun sebelumnya. 

6.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, dan Ampere 
  • Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
         Contoh: mesin diesel, 20 volt, dan 2 ampere

7.       Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Jawa, dan bahasa Jerman. 
  • Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan Bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
        Contoh: mengindonesiakan kata asing keinggris-inggrisan

8.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh: tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, dan hari Lebaran 
  • Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
      Contoh: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.

9.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh: Samarinda, Balikpapan, Asia Tenggara, dan Bukit Biru

  • Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
         Contoh: berlayar ke teluk, mandi di kali, dan menyeberangi selat

  • Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
         Contoh: gula jawa, dan pisang ambon

10.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Contoh: Republik Indonesia, dan Majelis Permusyawaratan Rakyat
  • Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
         Contoh: menjadi sebuah republik, dan beberapa badan hukum
  
11.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh: Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Undang-Undang Kepegawaian, dan Garis-   Garis Besar Haluan Negara

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, dan Bacalah majalah Bahasa dan Sastra

13.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. -> doktor, M.A. ->master of arts, dan S.E. ->sarjana ekonomi

14.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto., dan Adik bertanya, “itu apa, Bu?”
  • Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
      Contoh: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita., dan Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga

15.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh: Sudahkan Anda tahu? dan Surat Anda telah kami terima

b)      Penggunaan Huruf Miring
1.       Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar.
Contoh: Buku Pedoman Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Majalah Resep Masakan, dan Surat Kabar Kaltim Pos

2.       Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau menghaluskan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh: Huruf pertama kata abad ialah a, dan Dia bukan menipu, tetapi ditipu

3.       Huruf miring dan cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah dan ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh: nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana, Weltanschauung diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia’.

c)       Penulisan Kata
A.      Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu., dan Kantor pajak penuh sesak

B.      Penulisan Kata Turunan
1.       Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh: bergeletar, dikelola, dan penetapan

2.       Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, dan sebar luaskan

3.       Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: adipati, aerodinamika, dan antarkota

4.       Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dan dilipatgandakan

C.      Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, dan lauk-pauk

D.      Penulisan Gabungan Kata
1.       Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contoh: duta besar, kambing hitam, dan kereta api

2.       Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh: ibu-bapak kami, watt-jam, dan orang-tua muda

3.       Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Contoh: acapkali, manakala, padahal, dan matahari

E.       Kata Ganti -ku, kau, -mu, dan -nya
Kata ganti ­ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ­-ku, -mu, dan ­-nya ­ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Apa yang kumiliki boleh kauambil, dan Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan

F.       Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh: Kain itu terletak di dalam lemari, Bermalam sajalah di sini, Di mana Siti sekarang? dan Mereka ada di rumah

G.      Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis teripisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil, dan Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim

H.      Partikel
1.       Partikel -lah, -kah, dan -tah­ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Bacalah buku itu dengan benar, Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia, Apakah yang ada dalam ruangan itu? Apatah gunanya bersedih hati?

2.       Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh: Apapun yang dimakannya, ia tetap kurus, dan Jika Ayah pergi, adik pun ingin pergi

3.       Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Contoh: Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 Juni, Mereka masuk kedalam kelas satu per satu, dan Harga tissue itu Rp.2.000.00 per bungkus

I.        Singkatan dan Akronim
1.       Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a)     Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Contoh: A.S. Kramawijaya, Muh. Yamin, Suman Hs. dan Sukanto S.A.

     b)      Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh: DPR -> Dewan Perwakilan Rakyat, PGRI -> Persatuan Guru Republik Indonesia, KTP -> kartu tanda penduduk, PT -> perseroan terbatas, SMTP -> sekolah menengah tingkat pertama dan PNS -> Pegawi Negri Swasta

c)       Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Contoh: dll. ->dan lain-lain, dsb. ->dan sebagainya, -> dst. dan seterusnya, dan Yth. Yang terhormat

d)      Lambing kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh: Cu -> kuprum, TNT -> trinitrotoluene, cm -> sentimeter, dan kVa -> kilovolt-ampere

2.  Akronim ialah singkatan yang berupa hubungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.

a)       Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh: ABRI -> Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, LAN -> Lembaga Administrasi Negara, PASI -> Persatuan Atletik Seluruh Indonesia, dan IKIP -> Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

b)      Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Contoh: Akabri -> Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Bappenas -> Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Iwapi -> Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia, dan Sespa -> Sekolah Staf Pimpinan Administrasi

c)       Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: pemilu -> pemilihan umum, radar ->radio detecting and ranging, rapim -> rapat pimpinan, dan rudal -> peluru kendali

J.        Angka dan Lambang Bilangan
1.       Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh: Angka Arab; 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi; I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X

2.       Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, da nisi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Contoh: 0,5 sentimeter, 5 kilogram, 4 meter persegi, 10 liter, Rp5.000,00, US$3.50*, $5.10*, Y100, 2.000 rupiah, 1 jam 20 menit, pukul 15.00, tahun 1928, 17 Agustus 1945, 50 dolar Amerika, 10 paun Inggris, dan 27 orang
*Tanda titik disini merupakan tanda desimal.

3.       Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Contoh: Jalan Pattimura No. 9, dan Hotel Aston, Kamar 46

4.       Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Contoh: Bab X, Pasal 5, halaman 252, dan Surah Yasin:9

5.       Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a)       Bilangan Utuh
Contoh: dua belas (12), empat uluh enam (46), dan seratus dua puluh tiga (123)

      b)      Bilangan Pecahan
Contoh: setengah (1/2), dua perempat (2/4), empat dua perempat (4 2/4), dua puluh persen (20%), dan satu dua persepuluh (1,2)

6.       Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
Contoh: Paku Buwono X; pada awal abad XX; dalam kehidupan pada abad ke-20 ini; lihat Bab II, Pasal 5; dalam bab ke-2 buku itu; di daerah tingkat II itu; di tingkat kedua gedung itu; di tingkat ke-2 itu; kantor di tingkat II itu.

7.       Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat (5).
Contoh: tahun ’50-anatau tahun lima puluhan, uang 5000-an atau uang lima ribuan, lima uang 1000-an atau lima uang seribuan

8.       Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Contoh: Amir menonton drama itu sampai tiga kali, Ayah memesan tiga ratus ekor ayam, di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang memberikan suara blangko, kendaraan yang di tempeh untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 helicak, 100 bemo

9.       Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu, dan Pak Darmo mengundang 250 orang tamu. Bukan, 15 orang tewas dalam kecelakaan itu, dan Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo

10.   Angka Yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieJa sebagian supaya lebih mudah di baca.
Contoh: Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250juta rupiah, dan Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta rupiah

11.   Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen. resmi seperti akta dan kwitansi.
Contoh: Di kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai, dan Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan: Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai, dan Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.

12.   Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Contoh: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah), dan Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.

C.      Kesalahan yang terdapat dalam sebuah Kalimat
Berikut ini merupakan contoh kesalahan yang sering ditemukan dalam sebuah kalimat:
1.     Jurusan Teknologi pendidikan
2.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1).Hubungan antara pemahaman Media Belajar dan Pemanfaatan Media Belajar di  salah satu SMA Negeri di kota Boyolali,
3.    (2). Hubungan antaraMotivasi Mengajar pada Guru denganPemanfaatan Media Belajar di SMA Negeri dikota Boyolali,
4.    (3).Kekuatan dan arah hubungan antara tingkat Pemahaman Media Belajar dan Motivasi mengajar para Guru dengan efektivitas Pemanfaatan Media Belajar di SMA Negeri di kota Boyolali.
5.   Populasi penelitian ini adalah guru SMA Negeri di kota Boyolali,karena populasi penelitian ini sedikit, maka dalampenelitian ini tidak meneliti sample tetapi meneliti populasi.
6.     Metoda pengumpulan data menggunakan kuesioner, tes dan lembaran observasi sedangkan tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis product moment dan tehnik analisis regresi ganda untuk mengetahui hubungan secara bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat.
7.   Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) pemanfaatan media belajar guru SMA Negeri di kota Boyolali berada pada kategori tinggi, (2) pemahaman media belajar guru SMA Negeri di kota Boyolali berada pada kategori tinggi sedang motivasi mengajar guru SMA Negeri di kota Boyolali berada pada kategori sedang.
8. Hubungan bersama-sama antara pemahaman media belajar, motivasi mengajar dengan pemanfaatan media belajar tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan α = 0.766.

Dan dibawah ini merupakan analisis dari kesalahan yang ada diatas:
1.    Pada kalimat nomor satu terdapat kalimat Jurusan Teknologi pendidikan
Mengapa salah?
-   Penulisan nama jurusan yang merupakan institusi, huruf awalnya harus ditulis dengan huruf kapital.

2.       Berikut ini merupakan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada kalimat nomor dua.
-          Penggunaan kata untuk
-          Tidak adanya tanda baca titik dua (:) setelah kata mengetahui 
-          Menggunakan tanda titik (.) setelah angka satu (1) 
-          Kesalahan pada kata Hubungan, Media, dan Belajar 
-          Penulisan kata kota yang diikuti dengan nama tempat
Mengapa kalimat tersebut dikatakan salah?
-          Karena kata untuk merupakan kalimat yang tidak efektif atau pemborosan jika ditambahkan lagi yang sebenarnya sebelumnya ada kalimat bertujuan. Sebenarnya bertujuan saja sudah cukup tidak perlu lagi memakai kata untuk. 
-          Seharusnya setelah kata mengetahui diberi tanda titik dua (:), karena kata mengetahui merupakan kata perinci.                                                                                                                                   
-          Menggunakan tanda titik (.) setelah (1).merupakan hal yang salah. Karena jika menggunakan tanda kurung () tidak boleh lagi menggunakan tanda titik (.) 
-         Kata Hubungan, Media, dan Belajar bukan merupakan sebuah judul, sehingga tidak perlu menggunakan huruf kapital dan sebaiknya digunakan huruf kecil 
-          Nama kota yang diikuti dengan nama tempat seharusnya kata kota menggunakan huruf kapital pada awal hurufnya sehingga menjadi KotaBoyolali

3.       Terdapat kesalahan pada nomor tiga yaitu:
-          Menggunakan tanda titik (.) setelah tanda kurung () 
-          Kesalahan pemakaian kata antara dan dengan 
-          Kesalahan juga terdapat pada penggunaan huruf awal kapital pada kata Hubungan, Motivasi, Mengajar, Guru, Pemanfaatan Media, dan Belajar 
-          Penulisan kata kota menggunakan huruf kecil pada awal katanya
Mengapa kalimat tersebut dikatakan salah?
-          Seharusnya pada (2). Tidak boleh diikuti lagi dengan tanda baca titik (.) tanda kurung () saja sudah cukup 
-          Kata antara memiliki pasangan tetap dan. Jadi, kata yang seharusnya dipakai adalah dan bukan dengan 
-          Kalimat yang mengandung kata-kata tersebut bukan merupakan sebuah judul, jadi tidak perlu ditulis dengan huruf kapital pada awal katanya 
-          Nama kota yang diikuti dengan nama tempat seharusnya kata kota menggunakan huruf kapital pada awal hurufnya sehingga menjadi KotaBoyolali
 
4.       Berikut ini merupakan analisis kesalahan pada kalimat nomor empat.
-          Menggunakan tanda titik (.) setelah tanda kurung () 
-        Kesalahan pada penggunaan huruf kapital pada awal kata Kekuatan, Pemahaman, Media, Belajar, Motivasi, Guru, dan Pemanfaatan 
-         Penulisan kata kota menggunakan huruf kecil pada awal katanya
Mengapa Salah? Berikut analisis dari kesalahan tersebut.
-          Menggunakan tanda titik (.) setelah (3).merupakan hal yang salah. Karena jika menggunakan tanda kurung () tidak boleh lagi menggunakan tanda titik (.) 
-          Kalimat tersebut bukan sebuah judul, sehingga penulisan awal katanya tidak memakai huruf kapital 
-          Nama kota yang diikuti dengan nama tempat seharusnya kata kota menggunakan huruf kapital pada awal hurufnya sehingga menjadi KotaBoyolali
 
5.       Kesalahan yang terdapat pada kalimat nomor lima adalah sebagai berikut.
-          Penulisan kota yang diawali dengan huruf kecil 
-          Kalimat yang panjang dan tidak jelas 
-          Penggunaan kata dalam 
-          Penggunaan kata sample 
-          Penggunaan kata penelitian
Berikut ini merupakan analisis kesalahan dari kalimat nomor lima
-          Nama kota yang diikuti dengan nama tempat seharusnya kata kota menggunakan huruf kapital pada awal hurufnya sehingga menjadi KotaBoyolali 
-          Terdapat kalimat yang panjang dan tidak jelas pada kalimat nomor lima. Seharusnya tidak perlu menggunakan kalimat yang terlalu panjang. Dimaksudkan agar pembaca nyaman dalam membaca 
-          Karena ide atau gagasan yang dikandung kalimat berikutnya berbeda. Sebaiknya kalimat tersebut dipecah menjadi dua kalimat sehingga batas-batas ide/gagasan dalam kalimat tersebut jelas. Untuk itu tanda koma di belakang Boyolali sebaiknya diganti dengan tanda titik dan kata karena diawali dengan huruf kapital. 
-          Penggunaan kata dalam membuat kedudukan subjek dalam kalimat tersebut menjadi tidak jelas
-          Penggunaan kata sample dalam Bahasa Indonesia yang benar ialah sampel
-          Karena yang bisa meneliti adalah peneliti bukan penelitian. Oleh karena itu kata penelitian sebaiknya diganti dengan peneliti
 
6.       Kesalahan yang terdapat pada data nomor enam adalah sebagai berikut.
-          Kesalahan penulisan kata Metoda 
-          Tidak adanya tanda koma (,) setelah kata observasi 
-          Penulisan kata tehnik 
-          Penulisan istilah atau kata product moment yang merupakan bahasa asing tidak dicetak miring 
-          Kesalahan pemakaian antara dan dengan
Berikut ini adalah analisis dari kesalahan tersebut.
-          Kata metoda adalah kata yang tidak baku, Yang baku adalah metode 
-          Karena ide/gagasan yang dikandung kalimat berikutnya berbeda. Sehingga, dengan penggunaan tanda baca berupa koma (,), batas-batas ide atau gagasan tersebut akan menjadi jelas 
-          Kata tehnik adalah kata yang tidak baku, Yang baku adalah teknik 
-          Kata product moment tersebut merupakan istilah/kata asing. Jadi, seharusnya ditulis dengan huruf miring 
-          Kata antara memiliki pasangan tetap dan. Jadi, kata yang seharusnya dipakai adalah dan bukan dengan
 
7.       Kesalahan yang terdapat pada nomor tujuh adalah sebagai berikut.
-          Penggunaan huruf kecil setelah (1) 
-          Penulisan kota yang diawali dengan huruf kecil 
-          Kalimat yang tidak jelas pada kata sedang
Berikut ini adalah analisis dari kalimat nomor tujuh.
-          Setiap kata yang terdapat pada awal kalimat harus menggunakan huruf kapital 
-       Nama kota yang diikuti dengan nama tempat seharusnya kata kota menggunakan huruf kapital pada awal hurufnya sehingga menjadi KotaBoyolali 
-    Kalimat tersebut tidak jelas karena terdapat kata sedang yang seharusnya sedangkan dan diberikan tanda koma (,) setelahnya

8.       Kesalahan yang terdapat pada nomor delapan adalah sebagai berikut.
-          Kalimat yang rancu (kalimat yang dapat membingungkan) 
-          Kesalahan pemakaian antara dan dengan
 -       Penggunaan tanda titik (.) yang tidak tepat pada angka nol
Berikut adalah analisis dari kalimat nomor delapan.
-       Kalimat yang rancu akan membingungkan pembaca. Sebaiknya kata bersama-sama dihilangkan dan kata terdapat diganti dengan menunjukkan 
-          Kata antara memiliki pasangan tetap dan. Jadi, kata yang seharusnya dipakai adalah dan bukan dengan 
-          Untuk menyatakan bilangan di bawah satu dengan menggunakan angka nol (0) harus diikuti dengan tanda baca berupa koma (,)

D.      Revisi dari Kesalahan Pada Kalimat
Berikut ini merupakan revisi dari kesalahan yang ada diatas.
1.      Jurusan Teknologi Pendidikan
2.  Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) Hubungan antara pemahaman media belajar dan pemanfaatan media belajar di SMA Negeri di Kota Boyolali,
3.    (2) Hubungan antara motivasi mengajar pada guru dan pemanfaatan media belajar di SMA Negeri di Kota Boyolali,
4.    (3) Kekuatan dan arah hubungan antara tingkat pemahaman media belajar dan motivasi mengajar para guru dengan efektivitas pemanfaatan media belajar di SMA Negeri di Kota Boyolali.
5.    Populasi penelitian ini adalah guru SMA Negeri di Kota Boyolali. Karena populasi penelitian ini sedikit, maka peneliti tidak meneliti sampel tetapi meneliti populasi.
6.    Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, tes dan lembaran observasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis product moment dan teknik analisis regresi ganda untuk mengetahui hubungan secara bersama-sama antara variabel bebas dan variabel terikat.
7.    Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Pemanfaatan media belajar guru SMA Negeri di Kota Boyolali berada pada kategori tinggi, (2) Pemahaman media belajar guru SMA Negeri di Kota Boyolali berada pada kategori tinggi, sedangkan motivasi mengajar guru SMA Negeri di Kota Boyolali berada pada kategori sedang.
8.    Hubungan antara pemahaman media belajar, motivasi mengajar dan pemanfaatan media belajar tidak menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan α = 0,766

BAB IV
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa kita telah mempelajari Ejaan yaitu keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang. Secara teknis, ejaan adalah aturan penulisan huruf kapital, penulisan huruf miring dan penulisan kata yang sesuai dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, kita telah memahami bagaimana cara merivisi kesalahan ejaan yang ada pada sebuah kalimat. Sehingga penggunaan tanda baca perlu untuk dipahami dan dipelajari lebih detail agar penggunaan tanda baca pada sebuah kalimat yang kita buat menjadi benar dan mudah dipahami oleh orang-orang yang akan membaca kalimat tersebut.

B.      SARAN
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari, seperti halnya yang sudah kami harapakan agar dapat menambah wawasan kita dan pemahaman mengenai penggunaan tanda baca yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD. Dan juga kita semua diharapkan dapat mengatasi kesalahan yang ada dalam tanda baca.



DAFTAR PUSTAKA

·         Samsoerizal, Slamet. 1994. Bahasa Indonesia untuk Pendidikan tenaga kesehatan. Jakarta: EGC
·         Kemendikbud. 1987. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: PT Bumi Aksara
·         FahryZasyarif. 2015. Penggunaan EYD Yang Baik Dan Benar. Halaman 3 (http://fahryzasyarif.blogspot.co.id/2015/09/penggunaan-eyd-yang-baik-dan-benar.html)
·         Faodlyazae. 2013. Makalah Kesalahan Ejaan. Halaman 12 & 13

Sekian Pembahasan tentang EYD, semoga bermanfaat untuk kita semua. Jika kalian membutuhkan versi presentasinya, dapat mendownload dilink dibawah ini:
Bagi kalian yang ingin mengrequest sebuah pembahasan presentasi atau ingin dibuatkan versi power pointnya bisa mengirim e-mail ke:
fajarscream46@gmail.com
yaa..itung itung itu sebagai pembantu pembahasan saya selanjutnya hehehe..

Itu saja yang bisa saya berikan mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan yang ada
silahkan comment dibawah untuk kritik & sarannya :D
semoga dapat bermanfaat
sekian & terima kasih






No comments:

Post a Comment