Haloo..selamat datang kembali
c) Singkatan
umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
d) Lambing
kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik.
a) Akronim
nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital.
b) Akronim
nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
c) Akronim
yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
pada kesempatan ini saya akan membahas tentang materi mata kuliah Bahasa Indonesia saya yaitu "EYD DALAM BAHASA INDONESIA"
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala
limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berisi tentang
“Ejaan Yang Disempurnakan”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala pihak yang
telah membantu mengerjakan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat waktu. Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila ada kekurangan atau kesalahan penulisan pada makalah
ini.
Kami menyadari
bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang EYD menjadikan
keterbatasan kami pula, untuk itu kami meminta kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya
tulis ini.
Harapan kami,
semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar
membuka wawasan berpikir kita tentang Ejaan Yang Disempurnakan.
Akhir kata kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
C. Batasan Masalah...................................................................................................................... 1
D.
Tujuan
Penulisan..................................................................................................................... 1
BAB II Isi.......................................................................................................................................... 2
A.
Landasan
Teori......................................................................................................................... 2
BAB III Pembahasan........................................................................................................................ 3
A.
Definisi
Ejaan Yang Disempurnakan...................................................................................... 3
B. Penggunaan
Huruf Kapital, Huruf Miring, dan Penulisan Kata dalam Bahasa Indonesia.... 3
C.
Kesalahan
Yang Terdapat Pada sebuah Kalimat....................................................................10
D.
Revisi
Dari Kesalahan Pada Kalimat...................................................................................... 13
BAB
IV Penutup............................................................................................................................... 14
A.
Simpulan.............................................................................................................................. 14
B.
Saran................................................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah
pelambang bunyi Bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu
Bahasa. Batasan, tersebut menundukkan pengertian kata ejaan berebeda dengan
kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf. Suku kata atau kata,
sedangkan ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan Bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Dalam keseharian mahasiswa ataupun masyarakat sering
kali tidak memperhatikan hal tersebut. Banyak mahasiswa hanya menuliskan,
tetapi tidak mengikuti aturan yang telah ada. Kita tahu bahwa keteraturan
tersebut akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal-hal yang kurang
tersebut maka diperlukan berbagai cara yang dapat mengatasi kesalahan dalam
penggunaan ejaan tersebut. Berikut beberapa cara antara lain dengan
memperhatikan kalimat tersebut dengan teliti, konsisten dalam penulisannya,
memahami sepenuhnya arti dari ejaan tersebut sehingga, bias menjadi lebih
sempurna. Dengan demikian, diharapkan atas makalah ini dapat mengatasi
permasalahan penulisan EYD tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara mengetahui pemahaman EYD dalam
Bahasa Indonesia?
2.
Bagaimana penggunaan huruf kapital, huruf
miring, dan penulisan kata yang benar dalam Bahasa Indonesia?
3.
Kesalahan apa sajakah yang ditemukan dalam
penggunaan ejaan pada sebuah kalimat?
4.
Bagaimana cara merevisi kesalahan penggunaan
ejaan pada sebuah kalimat?
C. Batasan Masalah
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan EYD dan kesalahan yang
sering ditemukan.
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pemahaman EYD dalam Bahasa
Indonesia
2. Untuk mengetahui penggunaan ejaan yang benar dan
sesuai dalam EYD pada Bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui dan menganalisis kesalahan yang
terdapat pada sebuah kalimat
4. Untuk membenarkan ejaan yang salah sesuai dengan
peraturan EYD dalam Bahasa Indonesia
BAB II
ISI
A.
LANDASAN
TEORI
Berikut ini merupakan beberapa tahapan ejaan Bahasa Indonesia yang mengalami beberapa perubahan:
Berikut ini merupakan beberapa tahapan ejaan Bahasa Indonesia yang mengalami beberapa perubahan:
Ø
Ejaan Van
Ophuijsen
“Ejaan ini ditetapkan pada tahun 1901 yaitu
ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Van Ophuijsen merancang ejaan itu yang
dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Thaib Soetan
Ibrahim. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
1.
Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah,
sajang, dsb.
2.
Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe,
itoe, oemoer, dsb.
3.
Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda
trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dinamai’, dan sebagainya”. (Yamilah dan Samsoerizal, 1994:15-16)
Ø
Ejaan
Soewandi
” Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret
1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini lebih
dikenal dengan nama ejaan Republik.
Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
1.
Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru,
itu, umur, dsb.
2.
Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k
pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
3.
Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti
pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
4.
Awalan di– dan kata depan di kedua-duanya
ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya”.(Yamilah dan Samsorizal, 1994:16)
Ø
Ejaan
Melindo (Melayu Indonesia)
Sementara itu,
Yamilah dan Samsoerizal (1994:17) memaparkan bahwa”Konsep ejaan ini dikenal
pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini”.
Ø
Ejaan LBK
“Dalam perkembangan
berikutnya, Bahasa Indonesia yang terus mekar menuntut pula perubahan pada segi
ejaan. Pemikiran akan perlunya penyusunan ejaan yang standar semakin penting.
Oleh sebab itu, pemerintah menugasi .Bahasa dan Kesusasteraan untuk menyempurnakan pada 1996 dan seminar
sastera pada tahun 1968 panitia berhasil menyusun konsep ejaan baru. Konsep
tersebut dinamakan Ejaan Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan (Ejaan
LBK).Penyempurnaan yang dilakukan terhadap ejaan-ejaan sebelumnya yakni
mencakup segi fonologi, morfologi, dan sintaksis. ”.(Yamilah dan Samseorizal, 1994:17)
Ø
Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Sementara itu,
Yamilah dan Samsoerizal (1994:17) memaparkan bahwa “Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan putusan Presiden No. 57, Tahun 1972.
Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun,
yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan”
.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pemahaman Ejaan Yang Disempurnakan
EYD (Ejaan
yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan
huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini
diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah
perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena
dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail.
Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
EYD yakni
sebagai pedoman umum bagi para pengguna Bahasa Indonesia. Siapa pun, kapan pun,
dimana pun menggunakan EYD secara benar dan baik, maka harus mengacu pada EYD
yang sesuai dengan Undang-Undang dan Pancasila. EYD pun memiliki pengecualian,
biasanya pada penulisan judul. EYD yang digunakan saat ini adalah EYD yang
telah disepakati oleh 3 negara yakni Indonesia, Malaysia dan Bruneidarussalam.
B. Penggunaan Huruf Kapital, Huruf Miring, dan
Penulisan Kata dalam Bahasa Indonesia
a)
Penggunaan Huruf Kapital atau Huruf Besar
1.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat.
Contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya? Dan Kita
harus bekerja keras
2.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
petikan langsung.
Contoh: Adik
bertanya, “Kapan kita pulang?”, Bapak
menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!”
3.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata
ganti untuk Tuhan.
Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, dan Yang Maha
Pengasih
4.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh: Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, dan Haji
Agus Salim
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
5.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.
Contoh: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Jawa Barat, dan Sekretaris Jendral.
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan yang tidak diikuti nama orang dan tidak memakai huruf kapital.
6.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur-unsur nama orang.
Contoh: Amir Hamzah,
Dewi Sartika, dan Ampere
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh: mesin diesel, 20 volt, dan 2 ampere
7.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama
nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Jawa, dan bahasa Jerman.
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan Bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh: mengindonesiakan kata asing keinggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh: tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus,
dan hari Lebaran
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Contoh: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
9.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
geografi.
Contoh: Samarinda, Balikpapan, Asia Tenggara, dan Bukit Biru
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Contoh: berlayar ke teluk, mandi di kali, dan menyeberangi selat
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Contoh: gula jawa, dan pisang ambon
10.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua unsur nama negara, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Contoh: Republik Indonesia, dan Majelis Permusyawaratan Rakyat
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Contoh: menjadi sebuah republik, dan beberapa badan hukum
11.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga
pemerintah, dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh: Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Undang-Undang
Kepegawaian, dan Garis- Garis Besar Haluan Negara
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh: Saya
telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan
Lain ke Roma, dan Bacalah majalah Bahasa
dan Sastra
13.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. -> doktor, M.A. ->master of arts,
dan S.E. ->sarjana ekonomi
14.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak,
ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto., dan Adik bertanya, “itu apa, Bu?”
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Contoh: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita., dan Semua kakak
dan adik saya sudah berkeluarga
15.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
ganti Anda.
Contoh: Sudahkan
Anda tahu? dan Surat Anda telah kami terima
b)
Penggunaan Huruf Miring
1.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar.
Contoh: Buku Pedoman Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan,
Majalah Resep Masakan, dan Surat
Kabar Kaltim Pos
2.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menegaskan atau menghaluskan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh: Huruf
pertama kata abad ialah a, dan Dia bukan menipu, tetapi ditipu
3.
Huruf miring dan cetakan dipakai untuk
menuliskan kata nama ilmiah dan ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Contoh: nama
ilmiah buah manggis adalah Garcinia
mangostana, Weltanschauung diterjemahkan
menjadi ‘pandangan dunia’.
c)
Penulisan Kata
A.
Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh: Ibu
percaya bahwa engkau tahu., dan Kantor pajak penuh sesak
B.
Penulisan Kata Turunan
1.
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis
serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh: bergeletar, dikelola, dan penetapan
2.
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, dan sebar luaskan
3.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: adipati, aerodinamika, dan antarkota
4.
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis
serangkai.
Contoh: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dan dilipatgandakan
C.
Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung.
Contoh: anak-anak,
buku-buku, kuda-kuda, dan lauk-pauk
D.
Penulisan Gabungan Kata
1.
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,
termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contoh: duta
besar, kambing hitam, dan kereta api
2.
Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang
mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung
untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh: ibu-bapak kami, watt-jam, dan orang-tua muda
3.
Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Contoh: acapkali,
manakala, padahal, dan matahari
E.
Kata Ganti -ku, kau, -mu, dan -nya
Kata ganti ku- dan
kau- ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya; -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh: Apa yang
kumiliki boleh kauambil, dan Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di
perpustakaan
F.
Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan
dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai
satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh: Kain itu
terletak di dalam lemari, Bermalam
sajalah di sini, Di mana Siti sekarang? dan Mereka ada di rumah
G.
Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis teripisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh: Harimau
itu marah sekali kepada sang Kancil,
dan Surat itu dikirimkan kembali kepada si
pengirim
H.
Partikel
1.
Partikel -lah,
-kah, dan -tahditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Bacalah buku itu dengan benar, Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia, Apakah yang ada dalam ruangan itu? Apatah gunanya bersedih hati?
2.
Partikel pun
ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh: Apapun yang dimakannya, ia tetap kurus, dan
Jika Ayah pergi, adik pun ingin pergi
3.
Partikel per
yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengikutinya.
Contoh: Pegawai
negeri mendapat kenaikan gaji per 1
Juni, Mereka masuk kedalam kelas satu per
satu, dan Harga tissue itu Rp.2.000.00 per
bungkus
I.
Singkatan dan Akronim
1.
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang
terdiri atas satu huruf atau lebih.
a) Singkatan
nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik.
Contoh: A.S. Kramawijaya, Muh. Yamin,
Suman Hs. dan Sukanto S.A.
b) Singkatan
nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta
nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf
kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh: DPR -> Dewan Perwakilan
Rakyat, PGRI -> Persatuan Guru Republik Indonesia, KTP -> kartu tanda
penduduk, PT -> perseroan terbatas, SMTP -> sekolah menengah tingkat
pertama dan PNS -> Pegawi Negri Swasta
Contoh: dll. ->dan lain-lain, dsb.
->dan sebagainya, -> dst. dan seterusnya, dan Yth. Yang terhormat
Contoh: Cu -> kuprum, TNT ->
trinitrotoluene, cm -> sentimeter, dan kVa -> kilovolt-ampere
2. Akronim ialah singkatan yang berupa hubungan
huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata yang diperlakukan sebagai kata.
Contoh: ABRI -> Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia, LAN -> Lembaga Administrasi Negara, PASI -> Persatuan
Atletik Seluruh Indonesia, dan IKIP -> Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Contoh: Akabri -> Akademi Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia, Bappenas -> Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Iwapi -> Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia, dan Sespa ->
Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
Contoh: pemilu -> pemilihan umum,
radar ->radio detecting and ranging,
rapim -> rapat pimpinan, dan rudal -> peluru kendali
J.
Angka dan Lambang Bilangan
1.
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan
atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh: Angka
Arab; 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi; I, II, III, IV, V, VI, VII,
VIII, IX, X
2.
Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran
panjang, berat, luas, da nisi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv)
kuantitas.
Contoh: 0,5
sentimeter, 5 kilogram, 4 meter persegi, 10 liter, Rp5.000,00, US$3.50*,
$5.10*, Y100, 2.000 rupiah, 1 jam 20 menit, pukul 15.00, tahun 1928, 17 Agustus
1945, 50 dolar Amerika, 10 paun Inggris, dan 27 orang
*Tanda titik disini
merupakan tanda desimal.
3.
Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor
jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Contoh: Jalan
Pattimura No. 9, dan Hotel Aston, Kamar 46
4.
Angka digunakan juga untuk menomori bagian
karangan dan ayat kitab suci.
Contoh: Bab X,
Pasal 5, halaman 252, dan Surah Yasin:9
5.
Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf
dilakukan sebagai berikut.
a) Bilangan
Utuh
Contoh: dua belas (12), empat uluh enam
(46), dan seratus dua puluh tiga (123)
b) Bilangan
Pecahan
Contoh: setengah (1/2), dua perempat
(2/4), empat dua perempat (4 2/4), dua puluh persen (20%), dan satu dua
persepuluh (1,2)
6.
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat
dilakukan dengan cara yang berikut.
Contoh: Paku
Buwono X; pada awal abad XX; dalam kehidupan pada abad ke-20 ini; lihat Bab II,
Pasal 5; dalam bab ke-2 buku itu; di
daerah tingkat II itu; di tingkat kedua gedung itu; di tingkat ke-2
itu; kantor di tingkat II itu.
7.
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran
-an mengikuti cara yang berikut.
(Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat (5).
Contoh: tahun ’50-anatau tahun lima puluhan, uang 5000-an atau
uang lima ribuan, lima uang 1000-an atau
lima uang seribuan
8.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan
satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan
dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Contoh: Amir
menonton drama itu sampai tiga kali,
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam, di
antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5
orang memberikan suara blangko, kendaraan yang di tempeh untuk pengangkutan
umum terdiri atas 50 bus, 100 helicak, 100 bemo
9.
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis
dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak
dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan
itu, dan Pak Darmo mengundang 250
orang tamu. Bukan, 15 orang tewas
dalam kecelakaan itu, dan Dua ratus lima
puluh orang tamu diundang Pak Darmo
10.
Angka Yang menunjukkan bilangan utuh yang besar
dapat dieJa sebagian supaya lebih mudah di baca.
Contoh: Perusahaan
itu baru saja mendapat pinjaman 250juta rupiah,
dan Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120
juta rupiah
11.
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan
huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen. resmi seperti akta dan
kwitansi.
Contoh: Di
kantor kami mempunyai dua puluh orang
pegawai, dan Di lemari itu tersimpan 805
buku dan majalah.
Bukan: Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai, dan Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan
majalah.
12.
Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan
huruf, penulisannya harus tepat.
Contoh: Saya
lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus
rupiah), dan Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan
tujuh puluh lima perseratus) rupiah.
C. Kesalahan yang terdapat dalam sebuah
Kalimat
Berikut ini merupakan contoh kesalahan yang sering
ditemukan dalam sebuah kalimat:
1. Jurusan Teknologi pendidikan
2. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui (1).Hubungan antara pemahaman Media
Belajar dan Pemanfaatan
Media Belajar di salah satu SMA Negeri di kota Boyolali,
3. (2). Hubungan antaraMotivasi
Mengajar pada Guru
denganPemanfaatan Media
Belajar di SMA Negeri dikota
Boyolali,
4. (3).Kekuatan dan arah
hubungan antara tingkat Pemahaman Media Belajar dan Motivasi mengajar para Guru
dengan efektivitas Pemanfaatan Media Belajar di SMA
Negeri di kota Boyolali.
5. Populasi
penelitian ini adalah guru SMA Negeri di kota
Boyolali,karena populasi penelitian ini sedikit,
maka dalampenelitian ini tidak meneliti sample tetapi meneliti populasi.
6. Metoda pengumpulan data
menggunakan kuesioner, tes dan lembaran observasi
sedangkan tehnik analisis data yang digunakan
adalah tehnik analisis product moment dan tehnik analisis regresi ganda untuk mengetahui
hubungan secara bersama-sama antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
7. Hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) pemanfaatan
media belajar guru SMA Negeri di kota Boyolali berada pada kategori tinggi, (2)
pemahaman media belajar guru SMA Negeri di kota Boyolali berada pada kategori tinggi sedang motivasi mengajar guru SMA Negeri di kota Boyolali berada pada kategori sedang.
8. Hubungan
bersama-sama antara pemahaman media belajar,
motivasi mengajar dengan pemanfaatan media
belajar tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan α = 0.766.
Dan dibawah ini merupakan analisis dari kesalahan yang ada
diatas:
1. Pada kalimat nomor satu terdapat kalimat Jurusan Teknologi pendidikan
Mengapa salah?
- Penulisan
nama jurusan yang merupakan institusi, huruf awalnya harus ditulis dengan huruf kapital.
2.
Berikut ini merupakan kesalahan-kesalahan yang
terdapat pada kalimat nomor dua.
-
Penggunaan kata untuk
-
Tidak adanya tanda baca titik dua (:) setelah
kata mengetahui
-
Menggunakan tanda titik (.) setelah angka satu
(1)
-
Kesalahan pada kata Hubungan, Media, dan Belajar
-
Penulisan kata kota yang diikuti dengan nama tempat
Mengapa kalimat
tersebut dikatakan salah?
-
Karena kata untuk
merupakan kalimat yang tidak efektif atau pemborosan jika ditambahkan lagi yang
sebenarnya sebelumnya ada kalimat bertujuan.
Sebenarnya bertujuan saja sudah cukup
tidak perlu lagi memakai kata untuk.
-
Seharusnya setelah kata mengetahui diberi tanda titik dua (:), karena kata mengetahui merupakan kata perinci.
- Menggunakan tanda titik (.) setelah (1).merupakan hal yang salah. Karena jika menggunakan tanda kurung () tidak boleh lagi menggunakan tanda titik (.)
- Menggunakan tanda titik (.) setelah (1).merupakan hal yang salah. Karena jika menggunakan tanda kurung () tidak boleh lagi menggunakan tanda titik (.)
- Kata Hubungan,
Media, dan Belajar bukan
merupakan sebuah judul, sehingga tidak perlu menggunakan huruf kapital dan
sebaiknya digunakan huruf kecil
-
Nama kota yang diikuti dengan nama tempat
seharusnya kata kota menggunakan
huruf kapital pada awal hurufnya sehingga menjadi KotaBoyolali
3.
Terdapat kesalahan pada nomor tiga yaitu:
-
Menggunakan tanda titik (.) setelah tanda kurung
()
-
Kesalahan pemakaian kata antara dan dengan
-
Kesalahan juga terdapat pada penggunaan huruf
awal kapital pada kata Hubungan,
Motivasi, Mengajar, Guru, Pemanfaatan Media, dan Belajar
-
Penulisan kata kota menggunakan huruf kecil pada awal katanya
Mengapa kalimat
tersebut dikatakan salah?
-
Seharusnya pada (2). Tidak boleh diikuti lagi dengan tanda baca titik (.) tanda
kurung () saja sudah cukup
-
Kata antara
memiliki pasangan tetap dan.
Jadi, kata yang seharusnya dipakai adalah dan
bukan dengan
-
Kalimat yang mengandung kata-kata tersebut bukan
merupakan sebuah judul, jadi tidak perlu ditulis dengan huruf kapital pada awal
katanya
-
Nama kota yang diikuti dengan nama tempat
seharusnya kata kota menggunakan
huruf kapital pada awal hurufnya sehingga menjadi KotaBoyolali
4.
Berikut ini merupakan analisis kesalahan pada
kalimat nomor empat.
-
Menggunakan tanda titik (.) setelah tanda kurung
()
- Kesalahan
pada penggunaan huruf kapital pada awal kata Kekuatan, Pemahaman, Media,
Belajar, Motivasi, Guru, dan Pemanfaatan
- Penulisan kata kota menggunakan huruf kecil pada
awal katanya
Mengapa Salah?
Berikut analisis dari kesalahan tersebut.
-
Menggunakan tanda titik (.) setelah (3).merupakan hal yang salah. Karena jika
menggunakan tanda kurung () tidak boleh lagi menggunakan tanda titik (.)
-
Kalimat tersebut bukan sebuah judul, sehingga
penulisan awal katanya tidak memakai huruf kapital
-
Nama kota yang diikuti dengan nama tempat
seharusnya kata kota menggunakan
huruf kapital pada awal hurufnya sehingga menjadi KotaBoyolali
5.
Kesalahan yang terdapat pada kalimat nomor lima
adalah sebagai berikut.
-
Penulisan kota
yang diawali dengan huruf kecil
-
Kalimat
yang panjang dan tidak jelas
-
Penggunaan
kata dalam
-
Penggunaan
kata sample
-
Penggunaan
kata penelitian
Berikut ini
merupakan analisis kesalahan dari kalimat nomor lima
-
Nama kota yang diikuti dengan nama tempat
seharusnya kata kota menggunakan
huruf kapital pada awal hurufnya sehingga menjadi KotaBoyolali
-
Terdapat kalimat yang panjang dan tidak jelas
pada kalimat nomor lima. Seharusnya tidak perlu menggunakan kalimat yang
terlalu panjang. Dimaksudkan agar pembaca nyaman dalam membaca
-
Karena
ide atau gagasan yang dikandung kalimat berikutnya berbeda. Sebaiknya kalimat
tersebut dipecah menjadi dua kalimat sehingga batas-batas ide/gagasan dalam
kalimat tersebut jelas. Untuk itu tanda koma di belakang Boyolali sebaiknya diganti dengan tanda titik dan kata karena diawali dengan
huruf kapital.
-
Penggunaan
kata dalam membuat kedudukan subjek dalam kalimat tersebut menjadi tidak
jelas
-
Penggunaan kata sample dalam Bahasa Indonesia yang benar ialah sampel
-
Karena
yang bisa meneliti adalah peneliti bukan penelitian. Oleh karena itu kata penelitian
sebaiknya diganti dengan peneliti
6.
Kesalahan
yang terdapat pada data nomor enam adalah sebagai berikut.
-
Kesalahan penulisan kata Metoda
-
Tidak adanya tanda koma (,) setelah kata observasi
-
Penulisan kata tehnik
-
Penulisan
istilah atau kata product moment yang
merupakan bahasa asing tidak dicetak miring
-
Kesalahan
pemakaian antara dan dengan
Berikut ini adalah
analisis dari kesalahan tersebut.
-
Kata metoda
adalah kata yang tidak baku, Yang baku adalah metode
-
Karena
ide/gagasan yang dikandung kalimat berikutnya berbeda. Sehingga, dengan
penggunaan tanda baca berupa koma (,), batas-batas ide atau gagasan tersebut
akan menjadi jelas
-
Kata tehnik
adalah kata yang tidak baku, Yang baku adalah teknik
-
Kata product moment tersebut merupakan
istilah/kata asing. Jadi, seharusnya ditulis dengan huruf miring
-
Kata antara
memiliki pasangan tetap dan.
Jadi, kata yang seharusnya dipakai adalah dan
bukan dengan
7.
Kesalahan yang terdapat pada nomor tujuh adalah
sebagai berikut.
-
Penggunaan
huruf kecil setelah (1)
-
Penulisan
kota yang diawali dengan huruf kecil
-
Kalimat yang tidak jelas pada kata sedang
Berikut ini adalah
analisis dari kalimat nomor tujuh.
-
Setiap kata yang terdapat pada awal kalimat
harus menggunakan huruf kapital
- Nama kota yang diikuti dengan nama tempat
seharusnya kata kota menggunakan
huruf kapital pada awal hurufnya sehingga menjadi KotaBoyolali
- Kalimat tersebut tidak jelas karena terdapat kata sedang yang seharusnya sedangkan dan diberikan tanda koma (,)
setelahnya
8.
Kesalahan yang terdapat pada nomor delapan
adalah sebagai berikut.
-
Kalimat yang rancu (kalimat yang dapat
membingungkan)
-
Kesalahan
pemakaian antara dan dengan
- Penggunaan
tanda titik (.) yang tidak tepat pada angka nol
Berikut adalah
analisis dari kalimat nomor delapan.
- Kalimat
yang rancu akan membingungkan pembaca. Sebaiknya kata bersama-sama dihilangkan
dan kata terdapat diganti dengan menunjukkan
-
Kata antara
memiliki pasangan tetap dan.
Jadi, kata yang seharusnya dipakai adalah dan
bukan dengan
-
Untuk
menyatakan bilangan di bawah satu dengan menggunakan angka nol (0) harus
diikuti dengan tanda baca berupa koma (,)
D. Revisi dari Kesalahan Pada Kalimat
Berikut ini
merupakan revisi dari kesalahan yang ada diatas.
1. Jurusan Teknologi Pendidikan
2. Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1)
Hubungan antara pemahaman media belajar dan pemanfaatan media belajar di SMA
Negeri di Kota Boyolali,
3. (2) Hubungan antara motivasi mengajar pada guru
dan pemanfaatan media belajar di SMA Negeri di Kota Boyolali,
4. (3) Kekuatan dan arah hubungan antara tingkat
pemahaman media belajar dan motivasi mengajar para guru dengan efektivitas
pemanfaatan media belajar di SMA Negeri di Kota Boyolali.
5. Populasi penelitian ini adalah guru SMA Negeri
di Kota Boyolali. Karena populasi penelitian ini sedikit, maka peneliti tidak
meneliti sampel tetapi meneliti populasi.
6. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner,
tes dan lembaran observasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis product moment dan teknik analisis regresi ganda untuk
mengetahui hubungan secara bersama-sama antara variabel bebas dan variabel
terikat.
7. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1)
Pemanfaatan media belajar guru SMA Negeri di Kota Boyolali berada pada kategori
tinggi, (2) Pemahaman media belajar guru SMA Negeri di Kota Boyolali berada
pada kategori tinggi, sedangkan motivasi mengajar guru SMA Negeri di Kota
Boyolali berada pada kategori sedang.
8. Hubungan antara pemahaman media belajar,
motivasi mengajar dan pemanfaatan media belajar tidak menunjukkan hubungan yang
positif dan signifikan dengan α = 0,766
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat
kita simpulkan bahwa kita telah mempelajari Ejaan yaitu keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta
memisahkan lambang-lambang. Secara teknis, ejaan adalah aturan penulisan huruf
kapital, penulisan huruf miring dan penulisan kata yang sesuai dalam Bahasa
Indonesia. Selain itu, kita telah memahami bagaimana cara merivisi kesalahan
ejaan yang ada pada sebuah kalimat. Sehingga penggunaan tanda baca perlu untuk
dipahami dan dipelajari lebih detail agar penggunaan tanda baca pada sebuah
kalimat yang kita buat menjadi benar dan mudah dipahami oleh orang-orang yang
akan membaca kalimat tersebut.
B. SARAN
Dari tugas makalah tersebut,
banyak hal yang dapat kita pelajari, seperti halnya yang sudah kami harapakan
agar dapat menambah wawasan kita dan pemahaman mengenai penggunaan tanda baca
yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD. Dan juga kita semua diharapkan
dapat mengatasi kesalahan yang ada dalam tanda baca.
DAFTAR PUSTAKA
·
Samsoerizal, Slamet. 1994. Bahasa Indonesia untuk Pendidikan tenaga kesehatan. Jakarta: EGC
·
Kemendikbud. 1987. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: PT Bumi Aksara
·
FahryZasyarif. 2015. Penggunaan EYD Yang Baik Dan Benar. Halaman 3 (http://fahryzasyarif.blogspot.co.id/2015/09/penggunaan-eyd-yang-baik-dan-benar.html)
·
Faodlyazae. 2013. Makalah Kesalahan Ejaan. Halaman 12 & 13
Sekian Pembahasan tentang EYD, semoga bermanfaat untuk kita semua. Jika kalian membutuhkan versi presentasinya, dapat mendownload dilink dibawah ini:
Bagi kalian yang ingin mengrequest sebuah pembahasan presentasi atau
ingin dibuatkan versi power pointnya bisa mengirim e-mail ke:
fajarscream46@gmail.comyaa..itung itung itu sebagai pembantu pembahasan saya selanjutnya hehehe..
Itu saja yang bisa saya berikan mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan yang ada
silahkan comment dibawah untuk kritik & sarannya :D
semoga dapat bermanfaat
sekian & terima kasih
semoga dapat bermanfaat
sekian & terima kasih
No comments:
Post a Comment